BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Sejarah panjang seni teater dipercayai keberadaannya sejak manusia mulai melakukan interaksi satu sama lain. Interaksi itu juga berlangsung bersamaan dengan tafsiran-tafsiran terhadap alam semesta. Dengan demikian, pemaknaan-pemaknaan teater tidak jauh berada dalam hubungan interaksi dan tafsiran-tafsiran antara manusia dan alam semesta. Selain itu, sejarah seni teater pun diyakini berasal dari usaha-usaha perburuan manusia primitif dalam mempertahankan kehidupan mereka. Pada perburuan ini, mereka menirukan perilaku binatang buruannya.
Setelah selesai melakukan perburuan, mereka mengadakan ritual atau upacara upacara sebagai bentuk “rasa syukur” mereka, dan “penghormatan” terhadap Sang Pencipta semesta. Ada juga yang menyebutkan sejarah teater dimulai dari Mesir pada 4000 SM dengan upacara pemujaan dewa Dionisus. Tata cara upacara ini kemudian dibakukan serta difestivalkan pada suatu tempat untuk dipertunjukkan serta dihadiri oleh manusia yang lain.
The Theatre berasal dari kata Yunani Kuno, Theatron yang berarti seeing place atau tempat menyaksikan atau tempat dimana aktor mementaskan lakon dan orang-orang menontonnya. Sedangkan istilah teater atau dalam bahasa Inggrisnya theatre mengacu kepada aktivitas melakukan kegiatan dalam seni pertunjukan, kelompok yang melakukan kegiatan itu dan seni pertunjukan itu sendiri. Namun demikian, teater selalu dikaitkan dengan kata drama yang berasal dari kata Yunani Kuno, Draomai yang berarti bertindak atau berbuat dan Drame yang berasal dari kata Perancis yang diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid untuk menjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah atau dalam istilah yang lebih ketat berarti lakon serius yang menggarap satu masalah yang punya arti penting tapi tidak bertujuan mengagungkan tragika.
Kata drama juga dianggap telah ada sejak era Mesir Kuno (4000-1580 SM), sebelum era Yunani Kuno (800-277 SM). Hubungan kata teater dan drama bersandingan sedemikian erat seiring dengan perlakuan terhadap teater yang mempergunakan drama ’lebih identik sebagai teks atau naskah atau lakon atau karya sastra. Terlepas dari sejarah dan asal kata yang melatarbelakanginya, seni teater merupakan suatu karya seni yang rumit dan kompleks, sehingga sering disebut dengan collective art atau synthetic art artinya teater merupakan sintesa dari berbagai disiplin seni yang melibatkan berbagai macam keahlian dan keterampilan.
Sejarah panjang seni teater dipercayai keberadaannya sejak manusia mulai melakukan interaksi satu sama lain. Interaksi itu juga berlangsung bersamaan dengan tafsiran-tafsiran terhadap alam semesta. Dengan demikian, pemaknaan-pemaknaan teater tidak jauh berada dalam hubungan interaksi dan tafsiran-tafsiran antara manusia dan alam semesta. Selain itu, sejarah seni teater pun diyakini berasal dari usaha-usaha perburuan manusia primitif dalam mempertahankan kehidupan mereka. Pada perburuan ini, mereka menirukan perilaku binatang buruannya.
Setelah selesai melakukan perburuan, mereka mengadakan ritual atau upacara upacara sebagai bentuk “rasa syukur” mereka, dan “penghormatan” terhadap Sang Pencipta semesta. Ada juga yang menyebutkan sejarah teater dimulai dari Mesir pada 4000 SM dengan upacara pemujaan dewa Dionisus. Tata cara upacara ini kemudian dibakukan serta difestivalkan pada suatu tempat untuk dipertunjukkan serta dihadiri oleh manusia yang lain.
The Theatre berasal dari kata Yunani Kuno, Theatron yang berarti seeing place atau tempat menyaksikan atau tempat dimana aktor mementaskan lakon dan orang-orang menontonnya. Sedangkan istilah teater atau dalam bahasa Inggrisnya theatre mengacu kepada aktivitas melakukan kegiatan dalam seni pertunjukan, kelompok yang melakukan kegiatan itu dan seni pertunjukan itu sendiri. Namun demikian, teater selalu dikaitkan dengan kata drama yang berasal dari kata Yunani Kuno, Draomai yang berarti bertindak atau berbuat dan Drame yang berasal dari kata Perancis yang diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid untuk menjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah atau dalam istilah yang lebih ketat berarti lakon serius yang menggarap satu masalah yang punya arti penting tapi tidak bertujuan mengagungkan tragika.
Kata drama juga dianggap telah ada sejak era Mesir Kuno (4000-1580 SM), sebelum era Yunani Kuno (800-277 SM). Hubungan kata teater dan drama bersandingan sedemikian erat seiring dengan perlakuan terhadap teater yang mempergunakan drama ’lebih identik sebagai teks atau naskah atau lakon atau karya sastra. Terlepas dari sejarah dan asal kata yang melatarbelakanginya, seni teater merupakan suatu karya seni yang rumit dan kompleks, sehingga sering disebut dengan collective art atau synthetic art artinya teater merupakan sintesa dari berbagai disiplin seni yang melibatkan berbagai macam keahlian dan keterampilan.
Seni
teater menggabungkan unsur-unsur audio, visual, dan kinestetik (gerak) yang
meliputi bunyi, suara, musik, gerak serta seni rupa. Seni teater merupakan
suatu kesatuan seni yang diciptakan oleh penulis lakon, sutradara, pemain
(pemeran), penata artistik, pekerja teknik, dan diproduksi oleh sekelompok
orang produksi. Sebagai seni kolektif, seni teater dilakukan bersama-sama yang
mengharuskan semuanya sejalan dan seirama serta perlu harmonisasi dari
keseluruhan tim. Pertunjukan ini merupakan proses seseorang atau sekelompok
manusia dalam rangka mencapai tujuan artistik secara bersama. Dalam proses
produksi artistik ini, ada sekelompok orang yang mengkoordinasikan kegiatan
(tim produksi). Kelompok ini yang menggerakkan dan menyediakan fasilitas,
teknik penggarapan, latihan latihan, dan alat-alat guna pencapaian ekspresi
bersama. Hasil dari proses ini dapat dinikmati oleh penyelenggara dan penonton.
Bagi penyelenggara, hasil dari proses tersebut merupakan suatu kepuasan tersendiri, sebagai ekspresi estetis, pengembangan profesi dan penyaluran kreativitas, sedangkan bagi penonton, diharapkan dapat diperoleh pengalaman batin atau perasaan atau juga bisa sebagai media pembelajaran. Melihat permasalahan di dalam teater yang begitu kompleks, maka penulis mencoba membuat sebuah paparan pengetahuan teater dari berbagai unsur.
Bagi penyelenggara, hasil dari proses tersebut merupakan suatu kepuasan tersendiri, sebagai ekspresi estetis, pengembangan profesi dan penyaluran kreativitas, sedangkan bagi penonton, diharapkan dapat diperoleh pengalaman batin atau perasaan atau juga bisa sebagai media pembelajaran. Melihat permasalahan di dalam teater yang begitu kompleks, maka penulis mencoba membuat sebuah paparan pengetahuan teater dari berbagai unsur.
B.Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah mengenai pengertian seni
tari secara umum serta pengertian seni tari dari beberapa ahli, membahas teknik
– teknik dalam menari serta berbagai hal tentang seni tari. Telah kita ketahui
bahwa seni tari membawa pengaruh yang sangat besar sekali bagi semua kita, terutama
kita sebagai bangsa Indonesia yang terkenal akan berbagai budaya yang telah
diwariskan turun temurun oleh nenek moyang.
C.Tujuan dan
Manfaat Penulisan
Tentunya karya tulis ini memiliki manfaat baik bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut :
Penulis bisa
lebih memahami apa yang dimaksud dengan seni tari beserta hal lainnya mengenai
seni tari.
Pembaca bisa mengetahui lebih dekat mengenai seni
tari.
BAB II
PEMBAHASAN
Drama adalah sebuah bentuk tontonan yang mengandung cerita yang dipertontonkan didepan banyak orang yang berupa dialog nah dialog itu sendiri mempunyai sebuah pengertian yang artinya percakapan para pemain
Tujuan diadakan nya drama yaitu untuk mengetahui data empiris tentang penerapan model konsiderasi dalam pembelajaran menulias naskah drama yang baik dan sopan dan juga pemerananya sebagai media pengekspresian nilai nilai karakter.
faktor faktor lain dari drama yaitu sebagai berikut
- tata busana (desaigning)
- tata rias (face)
- tata lampu (lightning)
- tata panggung (decorating of podium)
- tata suara (voice)
ciri ciri
drama ada juga macam macam nya:
- ada konfliks
- ada aksi
- harus dilakonkan
- tempoh masa kurang dari 3 jam
- tak ada ulangan dalam satu masa
Pengertian Seni
Tari
Tari
adalah gerak tubuh secara beriramayang dilakukan di tempat dan waktu
tertentu untuk keperluan pergaulan,
mengungkapkan perasaan, maksud, dan pikiran. Bunyi-bunyian yang disebut musik
pengiring tari mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ingin
disampaikan.
Gerakan tari berbeda dari gerakan sehari-hari seperti berlari, berjalan, atau bersenam. Gerak di dalam tari bukanlah gerak yang realistis, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif dan estetis.
Sebuah tarian sebenarnya merupakan perpaduan dari beberapa buah unsur,yaitu wiraga (raga), Wirama (irama), dan Wirasa (rasa). Ketiga unsur ini melebur menjadi bentuk tarian yang harmonis. Unsur utama dalam tari adalah gerak. Gerak tari selalu melibatkan unsur anggota badan manusia. Unsur- unsur anggota badan tersebut didalam membentuk gerak tari dapat berdiri sendiri, bergabung ataupun bersambungan.
Menurut jenisnya, tari digolongkan menjadi tari rakyat, tari klasik, dan tari kreasi baru. Dansa adalah tari asal kebudayaan Barat yang dilakukan pasangan pria-wanita dengan berpegangan tangan atau berpelukan sambil diiringi musik.Sedangkan berdasarkan koreografinya, jenis tari dibedakan menjadi :
Gerakan tari berbeda dari gerakan sehari-hari seperti berlari, berjalan, atau bersenam. Gerak di dalam tari bukanlah gerak yang realistis, melainkan gerak yang telah diberi bentuk ekspresif dan estetis.
Sebuah tarian sebenarnya merupakan perpaduan dari beberapa buah unsur,yaitu wiraga (raga), Wirama (irama), dan Wirasa (rasa). Ketiga unsur ini melebur menjadi bentuk tarian yang harmonis. Unsur utama dalam tari adalah gerak. Gerak tari selalu melibatkan unsur anggota badan manusia. Unsur- unsur anggota badan tersebut didalam membentuk gerak tari dapat berdiri sendiri, bergabung ataupun bersambungan.
Menurut jenisnya, tari digolongkan menjadi tari rakyat, tari klasik, dan tari kreasi baru. Dansa adalah tari asal kebudayaan Barat yang dilakukan pasangan pria-wanita dengan berpegangan tangan atau berpelukan sambil diiringi musik.Sedangkan berdasarkan koreografinya, jenis tari dibedakan menjadi :
- Tari tunggal ( Solo ), Tari tunggal adalah tari yang diperagakan oleh seorang penari, baik laki-laki maupun perempuan. Contohnya tari Golek ( Jawa Tengah ).
- Tari berpasangan ( duet/pas de duex), Tari berpasangan adalaah tari yang diperagakan oleh dua orang secara berpasangan. Contohnya tari Topeng (Jawa Barat).
- Tari kelompok ( Group choreography), Tari kelompok yaitu tari yang diperagakan lebih dari dua orang.
Dalam
sebuah tarian (terutama tari kelompok), pola lantai perlu diperhatikan. Ada
beberapa macam pola lantai pada tarian, antara lain :
- Pola lantai vertikal : Pada pola lantai ini, penari membentuk garis vertikal, yaitu garis lurus dari depan ke belakang atau sebaliknya.
- Pola lantai Horizontal : Pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis lurus ke samping.
- Pola lantai diagonal : Pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis menyudut ke kana atau ke kiri.
- Pola lantai melingkar : Pada pola lantai ini, penari membentuk garis lingkaran.
Seni tari
yang ada di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa kelompok :
TARI TRADISIONAL
Tari tradisional merupakan sebuah bentuk tarian yang sudah lama ada. Tarian ini diwariskan secara turun temurun. Sebuah tarian tradisional biasanya mengandung nilai filosofis, simbolis dan relegius. Semua aturan ragam gerak tari tradisional, formasi, busana, dan riasnya hingga kini tidak banyak berubah
TARI TRADISIONAL KLASIK
Tari tradisional klasik dikembangkan oleh para penari kalangan bangsawan istana. Aturan tarian biasanya baku atau tidak boleh diubah lagi. Gerakannya anggun dan busananya cenderung mewah. Fungsi : sebagai sarana upacara adat atau penyambutan tamu kehormatan. Contoh : Tari Topeng Kelana (Jawa Barat), Bedhaya Srimpi (Jawa Tengah), Sang Hyang (Bali), Pakarena dan pajaga (Sulawesi Selatan)
TARI TRADISIONAL KERAKYATAN
Berkembang di kalangan rakyat biasa. Gerakannya cenderung mudah Ditarikan bersama juga iringan musik. Busananya relatif sederhana. Sering ditarikan pada saat perayaan sebagai tari pergaulan. Contoh: Jaipongan (Jawa Barat), payung (Melayu), Lilin (Sumatera Barat)
TARI KREASI BARU
Merupakan tarian yang lepas dari standar tari yang baku. Dirancang menurut kreasi penata tari sesuai dengan situasi kondisi dengan tetap memelihara nilai artistiknya. Tari kreasi baik sebagai penampilan utama maupun sebagai tarian latar hingga kini terus berkembang dengan iringan musik yang bervariasi, sehingga muncul istilah tari modern. .Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
1. Tari Kreasi Baru Berpolakan Tradisi
Yaitu tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam koreografi, musik/karawitan, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun ada pengembangan tidak menghilangkan esensiketradisiannya.
2. Tari Kreasi Baru Tidak Berpolakan Tradisi (Non Tradisi)
Tari Kreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi, musik, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun tarian ini tidak menggunakan pola-pola tradisi, tidak berarti sama sekali tidak menggunakan unsur-unsur tari tradisi, mungkin saja masih menggunakannya tergantung pada konsep gagasan penggarapnya. Tarian ini disebut juga tari modern, yang istilahnya berasal dari kata Latin “modo” yang berarti baru saja.
TARI TRADISIONAL
Tari tradisional merupakan sebuah bentuk tarian yang sudah lama ada. Tarian ini diwariskan secara turun temurun. Sebuah tarian tradisional biasanya mengandung nilai filosofis, simbolis dan relegius. Semua aturan ragam gerak tari tradisional, formasi, busana, dan riasnya hingga kini tidak banyak berubah
TARI TRADISIONAL KLASIK
Tari tradisional klasik dikembangkan oleh para penari kalangan bangsawan istana. Aturan tarian biasanya baku atau tidak boleh diubah lagi. Gerakannya anggun dan busananya cenderung mewah. Fungsi : sebagai sarana upacara adat atau penyambutan tamu kehormatan. Contoh : Tari Topeng Kelana (Jawa Barat), Bedhaya Srimpi (Jawa Tengah), Sang Hyang (Bali), Pakarena dan pajaga (Sulawesi Selatan)
TARI TRADISIONAL KERAKYATAN
Berkembang di kalangan rakyat biasa. Gerakannya cenderung mudah Ditarikan bersama juga iringan musik. Busananya relatif sederhana. Sering ditarikan pada saat perayaan sebagai tari pergaulan. Contoh: Jaipongan (Jawa Barat), payung (Melayu), Lilin (Sumatera Barat)
TARI KREASI BARU
Merupakan tarian yang lepas dari standar tari yang baku. Dirancang menurut kreasi penata tari sesuai dengan situasi kondisi dengan tetap memelihara nilai artistiknya. Tari kreasi baik sebagai penampilan utama maupun sebagai tarian latar hingga kini terus berkembang dengan iringan musik yang bervariasi, sehingga muncul istilah tari modern. .Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi dua golongan yaitu:
1. Tari Kreasi Baru Berpolakan Tradisi
Yaitu tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam koreografi, musik/karawitan, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun ada pengembangan tidak menghilangkan esensiketradisiannya.
2. Tari Kreasi Baru Tidak Berpolakan Tradisi (Non Tradisi)
Tari Kreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi, musik, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun tarian ini tidak menggunakan pola-pola tradisi, tidak berarti sama sekali tidak menggunakan unsur-unsur tari tradisi, mungkin saja masih menggunakannya tergantung pada konsep gagasan penggarapnya. Tarian ini disebut juga tari modern, yang istilahnya berasal dari kata Latin “modo” yang berarti baru saja.
TARI
KONTEMPORER
Gerakan tari kontemporer simbolik terkait dengan koreografi bercerita dengan gaya unik dan penuh penafsiran. Seringkali diperlukan wawasan khusus untuk menikmatinya. iringan yang dipakai juga banyak yang tidak lazim sebagai lagu dari yang sederhana hingga menggunakan program musik komputer seperti Flutyloo
Gerakan tari kontemporer simbolik terkait dengan koreografi bercerita dengan gaya unik dan penuh penafsiran. Seringkali diperlukan wawasan khusus untuk menikmatinya. iringan yang dipakai juga banyak yang tidak lazim sebagai lagu dari yang sederhana hingga menggunakan program musik komputer seperti Flutyloo
Dalam
sejarah, seni drama tercatat
dimulai sejak jauh sebelum tahun 500 SM. Pada awalnya, Teater hanya dilakoni
sebagai sebuah upacara ritual keagamaan ribuan tahun sebelum Masehi. Beberapa
bangsa kuno yang memiliki peradaban maju, seperti bangsa Maya di Amerika
Selatan, Mesir Kuno, Babilonia, Asia Tengah, dan Cina, menggunakan bentuk
teater sebagai salah satu cara untuk berhubungan dengan Yang Maha Kuasa.
Biasanya yang mendalangi seluruh upacara ritual itu adalah dukun atau pendeta
agung.
Sejarah
mencatat, seni teater berfungsi hanya sebagai upacara ritual (keagamaan),
melainkan berfungsi pula sebagai kesenian atau hiburan. Peristiwa teater yang
mensyaratkan kebersamaan, saat, dan tempat, tetaplah menjadi persyaratan utama
kehadiran teater sejak ribuan tahun sebelum Masehi, sehingga pada zaman Yunani
teater pun selalu hadir dengan persyaratan yang serupa. Berdasarkan penjelasan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa sesuatu dapat disebut teater jika ada
keutuhan tiga kekuatan, berupa: orang teater, tempat, dan komunitas (penonton).
Tiga kekuatan inilah yang bertemu dan melahirkan sinergi dan melahirkan
“peristiwa teater”.
Dalam
sejarah, seni teater pada zaman Yunani dikenal sebagai zaman yang melembagakan
konvensi berteater yang masih memiliki pengaruh sampai sekarang. Mantra-mantra yang
mulanya hanya lisan dan tak tertulis, berlangsung menjadi naskah tertulis,
sementara doa-doa berubah bentuknya menjadi kisah atau lakon. Yunani melahirkan
tokoh penelitian naskah drama, antara lain Aeschylus (525-456 SM), Sophocles
(496-406 SM), Euripides (480-406 SM), dan Aristophanes (sekitar 400 SM). Mereka
adalah bapak moyang para peneliti naskah drama.
Pada
perkembangan sejarah seni teater berikutnya, upacara keagamaan lebih
menonjolkan penceritaan. Sekelompok manusia bergerak mengarak seekor kambing
yang sudah didandani dengan berbagai perhiasan. Mereka menggiring persembahan
itu mengelilingi pasar atau jalan raya diiringi bunyi tambur, seruling, dan
bunyi-bunyian lain. Iring-iringan itu memperlambat jalannya, apabila penonton
bertambah atau berhenti untuk memberi kesempatan kepada narator (pencerita)
yang mengisahkan suatu peristiwa. Narator mengisahkan salah satu dewa kepada
penonton yang berderet-deret di pinggir jalan atau berdiri mengerumuninya.
2. Unsur Pokok dan Pendukung Tari dan Drama
v Unsur-Unsur Dasar Tari
1. GERAK
Gerakdidalamtarianbukanlahgeraksepertidalamkehidupansehari-hari. Geraktariadalahgerak yang telahmengalamiperubahanatau proses stilasidarigerakwantah (asli) kegerakmurnidangerakmaknawi. Gerakwantah yang telah mengalami stilasiituakhirnyadapatdilihatdandinikmatikarenamenjadigerakan yang memilikinilaiestetik (gerakmurnidangerakgerakmaknawi).Gerakwantahcontohnyamencangkul, membatikdll.gerakwantahmudahdipahamisebalikknyagerakmurnidanmaknawitidakmudahdipahamikarenasudahmengalami proses stilisasiatauperubahanbaikpenambahandanpengurangan. Gerakmurnimerupakangerakwantah yang telahdiubahmenjadigerak yang indahnamuntakbermakna.Gerakmaknawiadalahgerakwantahmerupakangerak yang telahdiubahmenjadigerakindah yang bermakna
2. UNSUR TENAGA
Penggunakaantenagadalamgeraktarimeliputi :
a. intensitasberkaitandengankuantitastenagadalamtarian yang menghasilkantingkatketegangangerak
b. Aksen/tekananmunculketikagerakandilakukansecaratiba-tibadankontras
c. Kualitasberkaitandengancarapenggunakaanataupenyalurantenaga.
3.UNSUR RUANG
Unsurruang yang dimaksudkansebagaiunsurtariterbagiduayakniruang yang diciptakanolehpenaridanruangpentasatauruangtempatpenarimelakukangerak.
Ruang yang diciptakanpenariadalahruang yang dibatasiolehimajinasipenariberupajarak yang terjauh yang dapatdijangkauolehtangandankakinyadalamposisitidakpindahtempat.
Ruangpentasadalah arena yang digunakanolehpenari yang biasadisebutdenganpanggung, lapanganatauhalamanterbuka.
4. UNSUR WAKTU
Dalamunsurwaktujugamenentukandalammembangungeraktari. Dalamunsurwaktuada 2 faktor yang sangatpentingyaituritmedan tempo.Ritmedalamgeraktarimenunjukkanukuranwaktudarisetiapperubahan detail gerak, ritmelebihmengarahpadaukurancepatataulambatsetiapgerakan yang dapatdicapai
1. GERAK
Gerakdidalamtarianbukanlahgeraksepertidalamkehidupansehari-hari. Geraktariadalahgerak yang telahmengalamiperubahanatau proses stilasidarigerakwantah (asli) kegerakmurnidangerakmaknawi. Gerakwantah yang telah mengalami stilasiituakhirnyadapatdilihatdandinikmatikarenamenjadigerakan yang memilikinilaiestetik (gerakmurnidangerakgerakmaknawi).Gerakwantahcontohnyamencangkul, membatikdll.gerakwantahmudahdipahamisebalikknyagerakmurnidanmaknawitidakmudahdipahamikarenasudahmengalami proses stilisasiatauperubahanbaikpenambahandanpengurangan. Gerakmurnimerupakangerakwantah yang telahdiubahmenjadigerak yang indahnamuntakbermakna.Gerakmaknawiadalahgerakwantahmerupakangerak yang telahdiubahmenjadigerakindah yang bermakna
2. UNSUR TENAGA
Penggunakaantenagadalamgeraktarimeliputi :
a. intensitasberkaitandengankuantitastenagadalamtarian yang menghasilkantingkatketegangangerak
b. Aksen/tekananmunculketikagerakandilakukansecaratiba-tibadankontras
c. Kualitasberkaitandengancarapenggunakaanataupenyalurantenaga.
3.UNSUR RUANG
Unsurruang yang dimaksudkansebagaiunsurtariterbagiduayakniruang yang diciptakanolehpenaridanruangpentasatauruangtempatpenarimelakukangerak.
Ruang yang diciptakanpenariadalahruang yang dibatasiolehimajinasipenariberupajarak yang terjauh yang dapatdijangkauolehtangandankakinyadalamposisitidakpindahtempat.
Ruangpentasadalah arena yang digunakanolehpenari yang biasadisebutdenganpanggung, lapanganatauhalamanterbuka.
4. UNSUR WAKTU
Dalamunsurwaktujugamenentukandalammembangungeraktari. Dalamunsurwaktuada 2 faktor yang sangatpentingyaituritmedan tempo.Ritmedalamgeraktarimenunjukkanukuranwaktudarisetiapperubahan detail gerak, ritmelebihmengarahpadaukurancepatataulambatsetiapgerakan yang dapatdicapai
v Unsur-Unsur
Drama
1. Intrinsi (unsur dalam)
Unsur intrinsik atau disebut juga unsur dalam adalah unsur yang tidak tampak. Ini yang kita sebut di atas tadi sebagai kajian interteks. Dalam intrinsik ada:
1. Intrinsi (unsur dalam)
Unsur intrinsik atau disebut juga unsur dalam adalah unsur yang tidak tampak. Ini yang kita sebut di atas tadi sebagai kajian interteks. Dalam intrinsik ada:
Ø
Ø tema; yaitu ide pokok yang ingin
disampaikan dari sebuah cerita. Tema sering pula dikatakan dengan nada dasar
drama.Sebuah tema tidak terlepas dari manusia dan kehidupan, misalkan cinta,
maut, dan sebagainya. Jika ada yang menyebutkan temanya romantis, itu adalah
bias pengertian. Romantis bukan tema, tetapi gaya yang digunakan oleh penulis.
Dalam kasus dimaksud sebenarnya temanya adalah cinta/ percintaan.Jalan
ceritanya yang dibuat menjadi romantis. Ini hanya perkara gaya/style (di lain
waktu akan kita bicarakan masalah gaya atau style penulis tersebut).
Ø
Ø alur/ plot; yaitu jalan cerita.Dalam
alur sebuah naskah drama bukan permasalahan maju-mundurnya sebuah cerita
seperti yang dimaksudkan dalam karangan prosa, tetapi alur yang membimbing
cerita dari awal hingga tuntas.Dimulai dengan pemaparan (perkenalan awal tokoh
dan penokohan), adanya masalah (konflik), konflikasi (masalah baru), krisis
(pertentangan mencapai titik puncak–klimak s.d. antiklimaks), resolusi
(pemecahan masalah), dan ditutup dengan ending (keputusan).Ada pula yang
menggambarkan alur dalam sebah naskah drama itu pemaparan—masalah—pemecahan
masalah/resolusi—keputusan.
Ø
Ø penokohan; karakter yang dibentuk oleh
setiap dialog tokoh.
Ø
Ø latar/ setting; yaitu tempat
kejadian.Latar atau setting berbicara masalah tempat, suasana, dan waktu.
Ø
Ø amanat; yaitu pesan yang hendak
disampaikan penulis dari sebuah cerita. Jika tema bersifat lugas, objektif, dan
khusus, amanat lebih umum, kias, dan subjektif.
2. Ekstrinsi (unsur luar)
Unsur-unsur luar adalah unsur yang tampak, seperti adanya dialog/ percakapan. Namun, unsur-unsur ini bisa bertambah ketika naskah sudah dipentaskan. Di sana akan tampak panggung, properti, tokoh, sutradara, dan penonton.
Unsur-unsur luar adalah unsur yang tampak, seperti adanya dialog/ percakapan. Namun, unsur-unsur ini bisa bertambah ketika naskah sudah dipentaskan. Di sana akan tampak panggung, properti, tokoh, sutradara, dan penonton.
v Unsur-Unsur Pendukung Tari dan
Drama
1 .
UNSUR UNSUR KEINDAHAN tari :
a. GERAK.. terdiri dr WATAK / MURNI....., MAKNAWI ..., REFLEK/SPONTAN
b. IRINGAN.. terdiri dr irngn INTERNAL & irngn EKSTERNAL
c. TATARIAS dan BUSANA
d. TEMA
e. TEMPAT dan PANGGUNG
a. GERAK.. terdiri dr WATAK / MURNI....., MAKNAWI ..., REFLEK/SPONTAN
b. IRINGAN.. terdiri dr irngn INTERNAL & irngn EKSTERNAL
c. TATARIAS dan BUSANA
d. TEMA
e. TEMPAT dan PANGGUNG
2 .
UNSUR UNSUR PENILAIAN tari :
a. WIRAGA
b. WIRAMA
c. WIRASA
d. WIRUPA
3 . UNSUR UNSUR TARI :
a . ide
b .harmoni
c. irama
a. WIRAGA
b. WIRAMA
c. WIRASA
d. WIRUPA
3 . UNSUR UNSUR TARI :
a . ide
b .harmoni
c. irama
3. Tujuan Tari dan Drama
Sebagai sarana komunikasi, tari memiliki peranan yang
penting dalam kehidupan masyarakat. Pada berbagai acara tari dapat berfungsi
menurut kepentingannya. Masyarakat membutuhkan tari bukan saja sebagai kepuasan
estetis, melainkan dibutuhkan juga sebagai sarana upacara Agama dan Adat.
Apabila disimak secara khusus, tari membuat seseorang
tergerak untu mengikuti irama tari, gerak tari, maupun unjuk kemampuan, dan
kemauan kepada umum secara jelas. Tari memberikan penghayatan rasa, empati,
simpati, dan kepuasan tersendiri terutama bagi pendukungnya.
Tari pada kenyataan sesungguhnya merupakan penampilan
gerak tubuh, oleh karena itu tubuh sebagai media ungkap sangat penting perannya
bagi tari. Gerakan tubuh dapat dinkmati sebagai bagian dari komunikasi bahasa
tubuh. Dengan itu tubuh berfungsi menjadi bahasa tari untuk memperoleh makna
gerak.
Tari merupakan salah satu cabang seni yang mendapat
perhatian besar di masyarakat. Ibarat bahasa gerak, hal tersebut menjadi alat
ekspresi manusia dalam karya seni. Sebagai sarana atau media komunikasi yang
universal, tari menempatkan diri pada posisi yang dapat dinikmati oleh siapa
saja dan kapan saja.
Peranan tari sangat penting dalam kehidupan manusia.
Berbagai acara yang ada dalam kehidupan manusia memnfaatkan tarian untuk
mendukung prosesi acara sesuai kepentingannya. Masyarakat membutuhkannya bukan saja sebagai kepuasan estetis
saja, melainkan juga untuk keperluan upacara agama dan adat.
Dalam konteksnya, beberapa unsur gerak tari yang
tampak meliputi gerak, ritme, dan bunyi musik, serta unsur pendukung lainnya.
John Martin dalam The Modern Dance, menyatakan bahwa, tari adalah gerak sebagai
pengalaman yang paling awal kehidupan manusia. Tari menjadi bentuk pengalaman
gerak yang paling awal bagi kehidupan manusia.
Media ungkap tari berupa keinginan/hasrat berbentuk
refleksi gerak baik secara spontan, ungkapan komunikasi kata-kata, dan
gerak-gerak maknawi maupun bahasa tubuh/gestur. Makna yang diungkapkan dapat
diterjemahkan penonton melalui denyut atau detak tubuh. Gerakan denyut tubuh
memungkinkan penari mengekspresikan perasaan maksud atau tujuan tari.
Elemen utamanya berupa gerakan tubuh yang didukung
oleh banyak unsur, menyatu-padu secara performance yang secara langsung dapat
ditonton atau dinikmati pementasan di atas pentas. Dengan demikian untuk
meperoleh gambaran yang jelas tentang tari secara jelas.
M. Jazuli dalam (Soeryobrongto:1987, 12-34)
dikemukakan bahwa gerak-gerak anggota tubuh yang selaras dengan bunyi musik
adalah tari. Irama musik sebagai pengiring dapat digunakan untuk mengungkapkan
maksud dan tujuan yang ingin disampaikan pencipta tari melalui penari (Jazuli,
1994:44).
Pada dasarnya gerak tubuh yang berirama atau
beritmeritme memiliki potensi menjadi gerak tari. Salah satu cabang seni tari
yang di dalamnya mempelajari gerakan sebagai sumber kajian adalah tari. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu bergerak. Gerak dapat
dilakukan dengan berpindah tempat (Locomotive Movement). Sebaliknya, gerakan di
tempat disebut gerak di tempat (Stationary Movement).
Hal lain juga disampaikan oleh Hawkins bahwa, tari
adalah ekspresi perasaan manusia yang diubah ke dalam imajinasi dalam bentuk
media gerak sehingga gerak yang simbolis tersebut sebagai ungkapan si
penciptanya (Hawkins, 1990:2). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dirangkum
bahwa, pengertian tari adalah unsur dasar gerak yang diungkapan atau ekspresi
dalam bentuk perasaan sesuai keselarasan irama.
Di sisi lain Sussanne K Langer menyatakan, tari adalah
gerak ekspresi manusia yang indah. Gerakan dapat dinikmati melalui rasa ke
dalam penghayatan ritme tertentu. Apabila ke dua pendapat di atas digabungkan,
maka tari sebagai pernyataan gerak ritmis yang indah mengandung ritme.
Oleh sebab itu, tari lahir merupakan ungkapan hasrat
yang secara periodik digerakan sebagai pernyataan komunikasi ide maupun gagasan
dari koreografer yang menyusunnya.
Sependapat
kedua pakar di atas, Corry Hamstrong menyatakan bahwa, tari merupakan gerak
yang diberi bentuk dalam ruang.
Pada sisi lain Suryodiningrat seorang ahli tari Jawa
dalam buku Babad Lan Mekaring Djoged Djawi menambahkan, tari merupakan gerak
dari seluruh anggota tubuh yang selaras dengan irama musik (gamelan) diatur
oleh irama yang sesuai dengan maksud tertentu. Soedarsono menyatakan bahwa,
tari sebagai ekspresi jiwa manusia yang diaungkapkan dengan gerak-gerak ritmis
yang indah. Dengan demikian pengertian tari secara menyeluruh merupakan gerak
tubuh manusia yang indah diiringi musik ritmis yang memiliki maksud tertentu.
Dengan demikian dapat diakumulasi bahwa tari adalah
gerak-gerak dari seluruh anggota tubuh yang selaras dengan musik, diatur oleh
irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan tertentu dalam tari. Di sisi lain
juga dapat diartikan bahwa tari merupakan desakan perasaan manusia di dalam dirinya untuk mencari ungkapan beberapa
gerak ritmis.
Tari juga bisa dikatakan sebagai ungkapan ekspresi
perasaan manusia yang diubah oleh imajinasi dibentuk media gerak sehingga
menjadi wujud gerak simbolis sebagai ungkapan koreografer. Sebagai bentuk
latihanlatihan, tari digunakan untuk mengembangkan kepekaan gerak, rasa, dan
irama seseorang. Oleh sebab itu, tari dapat memperhalus pekerti manusia yang
mempelajarinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi, dalam seni tari ditonjolkan keindahan gerakan serta penampilan yang
ditampilkan oleh para penari. Seni tari memiliki hubungan dengan seni lainnya
karena seni tari dapat disempurnakan dengan adanya seni lain (seni rupa dan
seni musik), bahkan seni tari dapat pula menyempurnakan perfoma seni lain (seni
drama)
Artinya, sebuah pertunjukan teater yang berlangsung di atas panggung membutuhkan proses garap yang lama mulai dari (penentuan) lakon, penyutradaraan, pemeranan, dan proses penataan artistik. Dalam setiap tahapan proses ini melibatkan banyak orang (pendukung) dari
berbagai bidang sehingga dengan memahami tugas dan tanggung jawab masing-masing maka kerja penciptaan teater akan padu. Kualitas kerja setiap bidang akan menjadi harmonis jika masing-masing dapat bekerja secara bersama dan bekerja bersama akan berhasil dengan baik jika semua elemen memahami tugas dan tanggung jawabnya. Itulah inti dari proes penciptaan seni teater, “KERJASAMA”.
B.
Saran
Saran yang bisa Penulis sampaikan, adalah sebagai
berikut:
1. Semoga dengan membaca makalah yang kami susun ini, para pembaca dapat lebih meningkatkan mutu dan kualitasnya
mengenai keterampilan dalam hal drama tari.
2. Sebelum menampilkan drama tari, hendaknya pelatih atau guru tari
mengenal naskah tari dan juga aspek-aspek drama tari.
3. Pembaca diharapkan mampu mengaplikasikan drama tari yang sesuai dengan
tata aturan dan konsep drama tari yang sesungguhnya, agar budaya Indonesia
dengan drama tarinya yang khas dapat terjaga.
4. Para Pembaca diharap dapat memperkenalkan adanya budaya Indonesia ke
Mancanegara.
5.Kita harus lebih memperdalam
wawasan kita tentang budaya yang ada diIndonesia
ini, terutama seni tari.
6.Ikut menjaga dan melestarikan kebudayaan itu melalui segala bentuk kegiatan yang dapat memajukan kebudayaan tersebut.
7.Kita juga harus bisa
menghargai kebudayaan sendiri, daripada kebudayaan bangsa lain.
DAFTAR
PUSTAKA
http://aamovi.wordpress.com/2009/03/26/pengertian-drama-dan-teater-2/
http://www.psb-psma.org/content/blog/seni-teater
http://mengenal-teater.blogspot.com/2010/04/sejarah-teater-indonesia.html
http://kingponselku.com/kingponselku.comseni/seni-teater-nusantara-seni-teater-nusantara-teater-tradisional
http://senibudayaparamitha.blogspot.com/2011/02/unsur-pembentuk-teater-dalam-khasanah.html
http://www.slideshare.net/airlanggha/kesenian
http://sobatbaru.blogspot.com/2008/04/ragam-seni-teat